MENGHIDUPKAN CAHAYA LITERASI DARI DESA : KIPRAH KKP UIN MATARAM UNTUK ANAK-ANAK DESA LANDAH
Nusa Tenggara Barat masih menghadapi tantangan besar dalam hal literasi. Data menunjukkan NTB berada pada tingkat kedua terendah tingkat literasi di Indonesia, sebuah kondisi yang krusial yang memerlukan kerja sama untuk memperbaikinya. Kita berangkat dari keprihatinan ini, mahasiswa Kuliah Kerja Partisipatif (KKP) Universitas Islam Negeri Mataram yang di terjunkan di desa Landah, Kecamatan Praya Timur, Kabupaten Lombok Tengah, berinisiatif melakukan program mengajar literasi kepada anak-anak desa.
Menurut data BPS dan kemendikbud, persentase penduduk usia 15 tahun ke atas di NTB yang memiliki kemampuan literasi dasar masih berada di angka 94,30%, lebih rendah dari rata-rata nasional yang berada di atas 96%. Meski secara angka terlihat tinggi, realitas di lapangan menunjukkan rendahnya minat baca dan akses literasi, terutama di desa-desa.
Melihat kondisi ini, mahasiswa KKP UIN Mataram desa landah bergerak membantu meningkatkan literasi anak-anak dengan kegiatan mengajar membaca, menulis, dan berdiskusi dengan anak-anak desa landah. Setiap sore, kita mengajarkan membaca buku cerita bergambar, menulis, dan menceritakan kembali bacaan dengan bahasa mereka sendiri.
Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan memperkenalkan kebiasaan membaca sebagai kebutuhan sehari-hari, bukan hanya tugas sekolah semata-mata. Sebab, dari membaca anak-anak akan mengenal lebih luas, membuka pemikiran mereka, serta menumbuhkan kepercayaan diri dalam menatap masa depan. Warga dan orang tua menymbut hangat kegiatan kami, bahkan beberapa orang tua mendampingi anaknya membaca bersama. Hal ini menjadi sejarah indah kolaborasi mahasiswa dengan masyarakat dan juga anak-anak untuk merajut masa depan NTB yang lebih baik melalui literasi.
kami percaya perubahan yang signifikan berawal dari langakah kecil, KKP UIN Mataram berharap dapat menjadi bagian dari soluktif menurunkan angka rendah literasi NTB. Membaca bukan hanya tugas sekolah, tetapi menjadi kebutuhan, hobi, dan budaya. Karena satu anak yang rajin membaca akan melahirkan satu keluarga yang peduli literasi, dan satu keluarga yang peduli literasi akan membangun satu desa yang literat.
Comments
Post a Comment